Waktu jam tangan Kamal menunjukkan pukul 17:00, ini menandakan waktunya untuk pulang kantor. Dengan semangat Kamal rapihkan segala berkas – berkas dan peralatan kerjaanku ke dalam tas. Kamal agak terburu – buru orangnya, karena besok adalah hari cutinya selama 5 hari untuk liburan ke Tangerang kerumah Ibunya. “ Kamal, buru – buru sekali, gue ikut nebeng ya?” ucap salah satu rekan kerja saya Rudi.
Sampai di parkiran motor, Kamal menunggu Rudi yang lama sekali datang. “Rud, lama amat, ngapain aja sih???” tanyaku. “Ini gue lagi nyari pinjeman helm, elu pasti cuma bawa satu helm saja kan???” jawab Rudi. “Udah pake aja helm gue nih, kalo mau, deket ini cuma beberapa blok aja kan rumah lu, udah cepet naik!! Gue mau siap – siap besok ” . Akhirnya si Rudi pun nurut dengan jawaban Kamal. Lalu Kamal menancap gas motornya dengan cepat keluar dari kantor, selama perjalaan Rudi masih gak enakkan dipinjamin helm sama Kamal karena yang bawa motor malah gak make helm.
“Mal, gapapa nih gue yang pake helmnya?” Tanya Rudi, “Yaelah gapapa sih, ribet juga pake helm , lagipula gue lagi nunggu telpon dari ibu gue nih” jawab Kamal. Tak lama kemudian telpon yang ditunggu akhirnya datang, hp Kamal bergetar di sakunya. Dengan sigap ia mengambil hpnya dan mengangkatnya sambil mengendarai motor. “Haloo, mah, Kamal besok sudah cuti, dan besok aku pulang kerumah yah mah”. Rudi yang dibonceng menepuk punggung Kamal seolah mengganggu pembicaraan Kamal di telepon dengan ibunya. “Mal, jangan telepon sambil mengendarai motor dong, serem nih gue yang dibonceng.” Ungkap Rudi sambil menepuk – nepuk terus punggungnya agar ia sadar apa yang Kamal lakukan.
“Mal, kalo mau nelpon berhenti dulu aja mal! Bahaya nih, lagipula apa salahnya kita berhenti dulu sebentar.” Rudi masih belum menyerah mengingatkan temannya. “Apaan sih Rud, santai aja sih , ini gue udah hati – hati kok. Yaudah mah kamal tutup dulu, Kamal lagi di jalan soalnya.”. Akhirnya Kamal pun nurut apa kata temannya.
Di setengah perjalan menuju rumah Rudi, mereka terhambat oleh kemacetan. “Duh tumben di jalan ini macet, pasti ada sesuatu yang terjadi nih” ungkap Rudi yang sudah paham dengan situasi kondisi jalannya di jam tertentu. Benar saja dugaan Rudi, ada kecelakaan yang baru saja terjadi sehingga membuat jalanan macet sekali karena banyaknya warga dan pengendara sepeda motor yang melihat tragedi itu, sehingga mobil tidak bisa jalan dan kemacetan pun tidak bisa diuraikan.
Kecelakaan itu terjadi dari sesama pengendara motor yang salah satunya telah menerobos lampu merah. Motor dari korban kecelakaan hancur parah dan ada ibu – ibu yang masih tergeletak di jalan tiduran seperti pingsan. Rudi pun shock melihat kepala ibu itu yang mengeluarkan darah. “Astaga mal, coba lihat ibunya, kasihan” ungkap Rudi yang sedang prihatin atas tragedi kecelakaan yang dilihatnya.
“Itumah udah takdir ibunya Rud, jadi gausah heboh lah kaya warga – warga sekitar” jawab Kamal dengan santainya. “Tapi kan kalau ibunya pakai helm mungkin lain ceritanya mal.” Rudi agak kesal dengan mendengar jawaban Kamal yang terlalu menyepelekan ketertiban dalam berkendara.
“Nih yah gue bilangin tertib berkendara itu sangat penting mal, seperti mengecek rutin keadaan motor kita sebelum berangkat, terus jangan telponan sambil berkendara, mempunyai surat kendaraan yang lengkap, patuhi peraturan lalu lintas, contohnya jangan menerobos lampu merah, jaga kecepatan motor, jangan sembrono di jalan!” ungkap Rudi meingatkan temannya. “Selain tertib, keamanan dalam berkendara juga harus diperhatikan sob! Seperti memakai helm berlogo SNI. Elu kan gamau pake helm nih orangnya, terus pakailah masker untuk melindungi kita dari polusi udara di jalan. Pakai jaket tebal dan sarung tangan motor.”lanjut Rudi, Kamal masih acuh mendengar temannya ngocehin dirinya.
“Nah kalo kita udah punya dan lakuin itu semua, baru deh kita siap berkendara di jalan. Percuma bro, kalo motor Honda elu yang keren ini, tapi kalo pengendaranya kaya elu gini, sama aja bohong” ungkap Rudi.
Kamal agak kesal diceramahin begitu, tiba – tiba ia memberhentikan laju motornya. “Loh kenapa??” Tanya Rudi. “Kayaknya ada operasi razia motor deh di depan sana” jawab Kamal sambil menunjuk arah razia berlamgsung. “Gue cari jalan lain aja yaa..” lanjut Kamal. “loh emang kenapa?” Tan ya Rudi dengan heran. “Gue gapunya SIM” jawab Kamal. “mmmm,, pantas aja perilaku elu di motor begini. Gue turun sini aja, biar gue lanjut pake angkot. Kalo muter lagi, lama nyampenya gue” ungkap Rudi.
“Oh yaudah…” jawab Kamal. Rudi pun turun dari motornya Kamal dan memberikan helmnya “nih pake helmnya! Makasih ya.” Ungkap Rudi.
Kamal pun langsung memutar balik arahnya untuk menghindari operasi razia dari kepolisian. Rudi masih penasaran sama razia yang dilakukan kepolisian. Akhirnya Rudi pun mencoba tuk menghampiri razia itu. Ternyata dugaan Kamal salah, itu bukan operasi razia sepeda motor, melainkan sebuah kampanye Tertib , Aman , dan Selamat Berkendara di Jalan yang dilakukan dari kerja sama kepolisian dengan Yayasan Astra – Honda Motor. Acara kampanye tersebut berisikan dengan membagikan helm gratis pada pengendara motor yang lewat tanpa menggunakan helm. Walau diceramahin dulu sama pak polisi, tapi pengendara motor disana bisa mendapatkan helm gratis.
Diperjalan Kamal melaju dengan kecepatan tinggi, tanpa menggunakan helmnya ia melaju bak pembalap professional seperti Valentinno Rossi. Tak lama kemudian hp nya bergetar ternyata ada pesan masuk dari Rudi,
“Kamal, ternyata itu bukan operasi razia surat kelengkapan pengendara motor, tapi kampanye agar tertib di jalan, lumayan di bagi helm gratis loh”
Karena terlalu fokus membaca pesannya, Kamal kaget karena bus di depannya berhenti mendadak karena lampu merah. Alhasil Kamal yang di belakang bus tak sempat untuk mengerem motornya dan menabrak bagian belakang bus dengan hebat.
BBBRRRRRAAAAAAK!!!!!!!!!!!!!!
Kamal terpental dari motornya, dan kepalanya terbentur trotoar pejalan kaki. Motornya hancur parah. Warga sekitar langsung membantu Kamal yang saat ini tak sadarkan diri. “Cepat panggil ambulans!! Atau tolog sukarelawan antar orang ini ke Rumah Sakit terdekat!” ungkap salah satu warga yang
menolong Kamal.
Di area kampanye helm gratis, ternyata Rudi masih disana dan terlihat sedang sibuk berbincang dengan salah satu anggota kepolisian. Tiba – tiba salah satu polisi menggangu pembicaraan yang sedang berlangsung. “Maaf ganggu pak, kita dapat laporan telah terjadi kecelakaan sepeda motor di jl. Ahmad Yani. Korban menggunakan sepeda motor Honda berwarna hitam dengan nama Kamal” ungkap salah satu anggota polisi yang sedang laporan ke atasannya. “Mari kita langsung ke TKP!” jawab kepala kepolisian.
Mendengar hal itu sontak Rudi kaget kalo laporan kecelakaan yang ia dengar adalah sahabatnya. “Tunggu pak! Saya boleh ikut? Kamal adalah rekan kerja saya” pinta Rudi dengan cemas. “Silahkan !” ajak pak polisi. Sesampainya di TKP, Rudi langsung melihat Kamal yang sedang tak sadarkan diri dengan kepala yang berlumuran darah. “Cepat bawa ia kerumah sakit!!” ungkap Rudi.
Di rumah sakit Kamal masuk ruang UGD dan langsung ditindak lanjuti oleh dokter spesialis. Hari sudah malam, Rudi yang cemas rela menginap di rumah sakit untuk mengetahui perkembangan kondisi rekannya.
Di rumah sakit Kamal masuk ruang UGD dan langsung ditindak lanjuti oleh dokter spesialis. Hari sudah malam, Rudi yang cemas rela menginap di rumah sakit untuk mengetahui perkembangan kondisi rekannya.
Keesokkan harinya, keluarga dari Kamal datang. “Ibu, dari keluarganya Kamal?? Saya Rudi rekan kerjanya” Tanya Rudi. “Gimana Kamal?? Gimana keadaannya??” Tanya ibunya dengan cemas. Lalu tak lama kemudian dokter keluar dari pintu UGD, dan langsung diserbu dari pertanyaan dari keluarga Kamal dan Rud i. “Dok, bagaimana anak saya???”, “Iyah dok, bagaimana keadaan teman saya??”.
Dokterpun menjawab “Kamal memang terluka parah, di kepalanya ada 5 jahitan, namun dia dapat diselamatkan, hanya saja ia butuh istirahat di rumah sakit ini sekitar 5 hari. Saat ini ia memang belum sadarkan diri, jadi mohon tunggu ia sadarkan diri untuk menengok keadaanya” Mendengar jawaban dokter, keluarga Kamal dan Rudi agak sedikit lega, walaupun harus miris melihat kondisinya yang masih istirahat belum sadarkan diri akibat obat bius saat operasi penjahitan. Kamal pun akhirnya sadar dari tidur lamanya, ia merasa sedikit sakit dibagian kepalanya. Ibu Kamal dan Rudi menghampiri Kamal yang sudah siuman dan sang ibu memeluk Kamal dengan tangisan.
" ini dimana mah? " Tanya Kamal, " ini di rumah sakit mal, kamu harus dirawat inap dulu hingga 5 hari untuk kesembuhanmu" Jawab Ibu Kamal.
" yaah, berarti cuti Kamal nginap di rumah sakit dong ?? " ungkap Kamal dengan nada penyesalan membuat Ibu Kamal dan Rudi tertawa mendengarnya.
******
1 Bulan Kemudian….
1 Bulan Kemudian….
Kamal yang sudah sembuh dari kecelakaan waktu itu, sedang memanaskan motornya pagi – pagi sambil mengecek keadaan mesin dan ban motornya. Tidak seperti biasanya ia pun memakai jaket tebal, sarung tangan, masker, dan helmet. Ia bagai pembalap yang sudah siap dengan pengamannya. Lalu ia tancap gas di pagi hari untuk menjemput si Rudi. Kali ini mereka bukan berangkat bekerja, melainkan mengikuti kampanye yang diadakan dari Yayasan Astra - Honda tentang Tertib, Aman, dan Selamat Berkendara di Jalan. Dengan pengalamannya ia membagikan kepada para pengendara di jalan tentang pentingnya ketertiban dan keamanan saat berkendara.
Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen ‘Tertib, dan Selamat Bersepeda Motor di Jalan.’ #SafetyFirst Diselenggarakan oleh Yayasan Astra-Hoda Motor dan Nulisbuku.com,
Tidak ada komentar: