Ketika menginjakkan kaki di kota Semarang, wajib banget namanya untuk mampir ke Kota Lama di Semarang Tengah. Jika Jakarta punya Kota Tua, maka Semarang punya Kota Lama. Wisata yang menghadirkan bangunan – bangunan dengan arsitektur Eropa.
Kata teman paling pas itu kesana dimalam hari, karena selain terhindar dari terik matahari yang menyengat kulit, suasana lampu di malam hari lebih berasa relaxing saat jalan – jalan. Tanpa pikir panjang Wisata Kota Lama Semarang menjadi destinasi pertama saya ketika tiba di Semarang.
Semilir angin malam yang sejuk, langit tak berbintang, tanda mau hujan tapi tak kunjung tiba. Sayapun disana ditemani Anxel yang dengan senang hati bercerita seisi Kota Lama Semarang. Saya terkagum – kagum dengan arsitektur bangunan eropa di abad ke – 18. Rasanya jadi ingin tahu sejarah bangunan ini digunakan untuk apa.
SEJARAH KOTA LAMA
Kota lama merupakan potongan sejarah bangsa Indonesia. Saya bisa merasakan kemegahan gedung bersejerah dengan arsitektur belanda abad ke 17. Mulai dari desain pintu yang lumayan besar, desain jendela yang juga besar, tekstur bangunan juga masih terjaga sejarahnya. Setiap menyusuri langkah demi langkah, saya bisa merasakan suasana abad ke – 17 dengan hanya melihat sosok bangunan di kota lama.
Kita coba pergi dengan mesin waktu sejenak mundur ke abad 17. Melihat VOC masuk dan mendirikan benteng Vijhoek sebagai pusat militer. Selain itu mereka juga mendirikan perkantoran, Gudang, tempat ibadah, dan fasilitas penghubung jalan hingga jembatan hingga abad ke -19. Tidak heran setiap kaki ini melangkah suasananya kental banget dengan arsitektur rasa eropa.
Berpose di Kota Lama |
Di depan Rumah Tua |
MARBA
Gedung besar dengan warna putih dan merah bata yang eksotik menarik perhatian saya, gedung yang saya maksud adalah MARBA. Sayapun sejenak mengambil potret gedung tersebut dan tentunya potret saya bersama MARBA. Sontak saya penasaran dengan sejarah gedung MARBA.
Pada abad ke-19 merupakan tonggak sejarah bangunan MARBA berdiri. Gedung MARBA memiliki lantai tingkat dua dengan ketebalan dindin 20 cm. Dahulu MARBA digunakan untuk kantor pelayanan Ekspedisi Muatan Kapal Laut atau yang biasa disebut EMKL. Selain itu MARBA juga dialihfungsikan menjadi toko modern De Zeikel. Gedung MARBA dibangun oleh seorang yang bernama Marta Bardjunet saudagar kaya dari Yaman. Nama MARBA diambil dari Marta Bardjunet untuk mengenangnya. MARBA diperkirakan sudah berumur lebih dari 100 tahun, dan MARBA masih terlihat kokoh terpampang di sudut kota lama Semarang.
Facade of MARBA |
Berpose di depan MARBA |
SPIEGEL
Selain MARBA ada juga gedung bersejarah lainnya yaitu SPIEGEL. Bangunan yang masih kental dengan nuansa belanda ini dibangun pada tahun 1895. Dengan pintu ganda yang besar, kaca yang besar seperti memberikan kesan identitas gedung itu sendiri. Sejarahnya SPIEGEL ini dulunya adalah Toserba pada jamannya. Nama SPIEGEL diambil dari nama Herman Spiegel, yang juga manajer perusahaan toserba tersebut.
Sejak berakhirnya masa kepemimpinan Hindia Belanda, Toserba SPIEGEL berhenti beroperasi dan menjadi Gedung terbengkalai. Hingga pada tahun 2015 SPIEGEL direnovasi kembali dan disulap menjadi sebuah restoran dan bar yang tetap menjaga pondasi keutuhan bangunan SPIEGEL pada jamannya. Saya tidak masuk kedalamnya, menikmati keindahan SPIEGEL yang masih kokoh berdiri sudah membuat saya kagum dengan sejarah. Tak lupa saya untuk mengabadikan momen bersama SPIEGEL.
Berpose di depan SPIEGEL |
Facade of SPIEGEL |
***
Jika kamu sedang berada di Semarang, wajib banget untuk menghabiskan malam disini walaupun hanya utuk sekedar mencari angin. Kamu bisa menemukan Kota Lama Semarang di alamat Jl. Letjen Suprapto No.31, Tj. Mas, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50137.
Berapa sih harga tiket masuk untuk berkeliling dan berfoto – foto di Kota Lama Semarang? Untuk menikmati itu semua tidak ada biaya tiket masuk. Mungkin kamu hanya membayar uang parkir jika kamu membawa kendaraan bermotor. Dari parkiran motor, saya tinggal berjalan menelusuri Kota Lama Semarang Rasa Eropa.
Suasana malam di Kota Lama |
Sibuk mengambil foto |
Starbucks dengan arsitektur eropa |
Facade of Starbucks Store |
Memang sangat menyenangkan bisa berwisata ketempat yang masih kental dengan sejarah, seperti terbawa ke perjalanan mesin waktu. Tidak hanya untuk berfoto ria didepan gedung bersejarah, namun saya juga belajar akan menghargai sejarah yang tidak boleh hilang dan dilupakan, seperti Kota Lama Semarang yang masih enggan merubah bentuknya dari abad ke – 17
Waktu dulu ke Semarang pun tempat ini emang jadi destinasi favorit. Gak kayak di kota yang banyak pedagang pinggiran, di sini malah lebih relax.
BalasHapusOh ya apakah pas covid ini prokes berjalan dengan baik?
Hi renji terima kasih sudah berkunjung..
HapusProkes di Semarang saat itu cukup baik, mungkin karena weekday, pengunjung tidak terlalu ramai. Jadi kerumunan tidak ditemukan.